Pernahkah Anda mendengar istilah sibling rivalry? Sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung lebih mungkin terjadi ketika seorang anak memiliki satu atau lebih saudara kandung.
Sibling rivalry dimulai sejak usia kanak-kanak dan mungkin ikut tumbuh hingga anak dewasa. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan segala sesuatu mulai dari mainan hingga perhatian.
Faktor Utama Penyebab Sibling Rivalry
Persaingan antara saudara kandung dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya:
Faktor usia
Anak-anak mencapai tahap perkembangan yang berbeda pada setiap fase hidupnya. Hal ini bisa memengaruhi cara mereka dalam berhubungan satu sama lain.
Anak-anak usia prasekolah tidak sepenuhnya menguasai keterampilan sosial serta bisa sangat melindungi mainan atau barang-barang miliknya. Saat anak masuk di usia sekolah dasar, maka mereka akan mulai membandingkan keadilan yang didapat setiap saudara, serta menyesalkan perlakuan yang mengistimewakan saudara lainnya.
Anak remaja mulai menganggap berhaga kemandirian yang mereka dapat, sehingga mereka bisa merasa kesal bila diminta untuk mengalah dan merawat saudaranya yang lebih muda. Makin dekat jarak usia antara kakak dan adik, maka persaingan bisa menjadi lebih besar.
Baca Juga: Sindrom Peter Pan Penyebab Pria Dewasa Bersikap Kekanakan
Faktor penyebab lainnya
Selain usia dan perkembangannya, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi sibling rivalry, di antaranya:
- Temperamen individu, termasuk suasana hati, karakter, dan kemampuan anak dalam beradaptasi.
- Anak yang berkebutuhan khusus cenderung membutuhkan perhatian yang lebih besar, yang terkadang memunculkan kecemburuan saudaranya.
- Sikap orang tua yang sering terlibat konflik negatif sehingga memengaruhi hubungan antar anak.
- Gaya pengasuhan orang tua yang sangat mengontrol, tidak tertarik dengan anak, meminta anak selalu mengalah atau tidak menjadi mediator yang baik.
- Budaya bahwa anak laki-laki diistimewakan dibandingkan anak perempuan.
- Orang tua yang terlalu memanjakan salah satu anak.
- Orang tua yang sering membandingkan dengan anak lainnya.
- Membuat anak berkompetisi saat membandingkan mereka.
Baca Juga: Sindrom Anak Tunggal, Hanya Mitos atau Fakta?
Apa yang Seharusnya Dilakukan Orang Tua saat Anak-Anak Bertengkar?
Persaingan antarsaudara kandung sangat mungkin terjadi di setiap keluarga. Untuk itu setiap orang tua perlu tahu bagaimana harus bersikap saat anak-anak bertengkar.
Ketika anak saling bertengkar, Anda bisa memantau mereka agar anak tidak saling main tangan dan melukai satu sama lain. Terkadang tanpa orang tua sadari ketika mereka berusaha menengahi pertengkaran anak, ada anak yang merasa bahwa mereka selalu "dilindungi" dan anak lain merasa "disalahkan".
Jangan memihak salah satu anak saja, namun coba percaya pada mereka untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah sendiri. Selain itu, jangan memerintahkan anak-anak untuk berhenti bertengkar, tetapi fokus pada cara untuk menyelesaikan masalah agar mencapai tujuan bersama. Sebagai orang tua, Anda bisa menunjukkan bagaimana caranya bekerja sama dan saling berbagi. Hal ini dapat membantu mereka membangun keterampilan berkomunikasi dan kerja sama
Terlibat dengan cara yang positif, membantu mereka menemukan solusi. Dengarkan masing-masing penjelasan dari mereka dan bantu mereka memahami perasaan masing-masing. Setelah masalah berhasil diselesaikan, berikan apresiasi kepada anak-anak dan bicarakan bagaimana mereka berhasil menyelesaikan masalah bersama-sama
Ketika pertengkaran menjadi lebih besar, Anda bisa menetapkan aturan dasar dengan memberikan hukuman misalnya saat anak saling mengutuk, mengejek, berteriak atau membanting pintu. Berikan pengertian bahwa ada konsekuensi yang harus mereka terima ketika melakukan hal-hal negatif.
Bila pertengkaran terjadi lebih sering dari biasanya, buat pertemuan keluarga dan bahas hal-hal yang memicu pertengkaran. Ajak anak mengunjungi dokter apabila pertengkaran mengarah pada perilaku ingin menyakiti diri atau anggota keluarga, atau adanya tanda-tanda depresi pada salah satu anak. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter ahli melalui aplikasi AI Care yang dapat diunduh di ponsel.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma